Aku berani bermimpi besar!!
Yaa!!!
Aku pasti bisa!
Aku sudah separo buku membaca buku Marry Riana, Mimpi Sejuta Dollar. Dari awal prolognya, sudah mampu menyalakan bara semangat dalam jiwakau. Aku bersyukur Tuhan memberiku kesempatan membaca buku inspiratif itu.
Aku terlahir di keluarga sederhana. Sangat sederhana. Serba pas-pasan. Dan tak luput dari hutang. Semua keringat dipersembahkan oleh kedua orangtuaku hanya untuk 3 malaikat kesayangan mereka. Abangku, Adikku, dan diriku.
Keluarga kami terbilang arang berlibur. Tapi bila dibanding dengan tetangga sekitar, kami cukup beruntung. Aku selalu mensyukuri apapun kondisi keluargaku. Hal ini yang membuaku betah, nyaman.
Aku berani bermimpi besar, bahkan terkadang terkesan imajinatif. Ketika berbicara dengan ibuku, beliau psti berkata, " Amin, semoga Tuhan mengabulkan keinginanmu, Nak". Bila dihadapkan dengan ayahku, " Mangan ae ga emboh, Nduk. Yo wis mugo-mugo". Yah, begitulah komentar kedua orangtuaku. Komentar ayahku sedikit menusuk memang, dalam bahsa jawa, yang berarti "Makan saja tidak bisa nambah. Ya sudah, mudah-mudahan."
Tapi tak sedikitpun hal itu mempengaruhi mimpiku. Aku yakin, bersungguh-sungguh. Dan berani. Sisanya, aku pasrahkan pada Tuhan. Aku berani bermimpi. Aku berani bertindak. Action!! Aku yakin akan adanya keajaiban keberanian. Aku yakin tidak ada usaha yang sia-sia, kerja keras tanpa hasil.
Semangat!!!
Yaa!!!
Aku pasti bisa!
Aku sudah separo buku membaca buku Marry Riana, Mimpi Sejuta Dollar. Dari awal prolognya, sudah mampu menyalakan bara semangat dalam jiwakau. Aku bersyukur Tuhan memberiku kesempatan membaca buku inspiratif itu.
Aku terlahir di keluarga sederhana. Sangat sederhana. Serba pas-pasan. Dan tak luput dari hutang. Semua keringat dipersembahkan oleh kedua orangtuaku hanya untuk 3 malaikat kesayangan mereka. Abangku, Adikku, dan diriku.
Keluarga kami terbilang arang berlibur. Tapi bila dibanding dengan tetangga sekitar, kami cukup beruntung. Aku selalu mensyukuri apapun kondisi keluargaku. Hal ini yang membuaku betah, nyaman.
Aku berani bermimpi besar, bahkan terkadang terkesan imajinatif. Ketika berbicara dengan ibuku, beliau psti berkata, " Amin, semoga Tuhan mengabulkan keinginanmu, Nak". Bila dihadapkan dengan ayahku, " Mangan ae ga emboh, Nduk. Yo wis mugo-mugo". Yah, begitulah komentar kedua orangtuaku. Komentar ayahku sedikit menusuk memang, dalam bahsa jawa, yang berarti "Makan saja tidak bisa nambah. Ya sudah, mudah-mudahan."
Tapi tak sedikitpun hal itu mempengaruhi mimpiku. Aku yakin, bersungguh-sungguh. Dan berani. Sisanya, aku pasrahkan pada Tuhan. Aku berani bermimpi. Aku berani bertindak. Action!! Aku yakin akan adanya keajaiban keberanian. Aku yakin tidak ada usaha yang sia-sia, kerja keras tanpa hasil.
Semangat!!!
0 komentar:
Posting Komentar